Total Tayangan Halaman

1489

Sabtu, 15 Oktober 2011

Tugas ASI-03

Simple Random Sampling
Sampel acak sederhana adalah suatu cara pengambilan sampel dimana tiap unsur yg membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel
Prosedur yang cukup akurat untuk pengambilan sampel secara acak adalah dengan menggunakan tabel angka acak disamping itu dapat pula dilakukan dengan cara mengundi. Pengambilan sampel acak yang dilakukan sesuai prosedur sama sekali bukan jaminan bahwa suatu sampel akan menjadi representasi sempurna dari populasi karena bisa saja terjadi pengambilan sampel secara random dalam kenyataan menghasilkan suatu sampel yang unik akan tetapi perlu pengambilan sampel secara acak harus dipahami dalam konteks proses kemungkinan apabila sampel acak diambil dari suatu populasi secara berulang maka secara umum seluruh sampel tersebut akan mampu memberikan estimasi yang lebih akurat terhadap populasi demikian juga variabilitas atau kekeliruan dapat diestimasi dan uji signifikansi statistik juga menunjukan probabilitas hasil dengan mempertimbangkan kekeliruan pengambilan sampel.
Porposive Sampling
Purposive sampling juga bisa berarti sampling yang menentukan target kelompok tertentu. Ketika populasi yang diinginkan untuk penelitian ini adalah langka atau sangat sulit untuk ditemukan dan diajak untuk menyelesaikan studi, purposive sampling mungkin adalah satu-satunya pilihan. Metode ini sangat sering digunakan di surat kabar dan majalah yang ingin membahas tujuan atau topik tertentu. Lalu tim redaksi memilih beberapa orang untuk dijadikan sebagai narasumber, jadi walaupun teknik ini termasuk teknik analisa random namun penetapan sampel tetap terarah.
Convience Sampling
Metode ini mencakup metode semacam menanyai secara “acak” pejalan kaki yang lewat di tempat tertentu. Metode ini biasanya tidak digunakan pada report card, kecuali untuk menggali data tambahan yang lebih mendalam Dapat disebut juga: incidental, accidental, haphazard, fortuitous sampling Peneliti memilih sejumlah kasus yang conveniently/readily available. Metode ini cepat, mudah, dan murah. Kalau penelitian permasalahan baru tahap awal dan generalisasi bukan merupakan masalah, metode ini dapat menkadi alternatif Tapi karena sampel yang hanya “sedapatnya”, tidak bisa ditentukan hasil penelitian ini bisa diterapkannya ke mana-mana kecuali ke sampel itu sendiri.
Contoh:
Tempat iklan dalam surat kabar. Maka sample yang diambil adalah mereka yang menghubungi secara sukarelawan untuk berpartisipasi. Orang-Orang yang berada pada suatu organisasi yang diamati Orang-orang yang dianggap senior pada pusat lokal yang diamati.
Complex Random
Sampel ini sangat sesuai untuk menganalisis sistem pada beberapa sampling, diantaranya :
  1. Systematic Random Sampling
    Pengambilan sampel secara random sistematik
    dilakukan dengan membagi populasi sebanyak n bagian dan mengambil sebuah sampel pada masing-masing bagian dimulai dari bagian pertama secara random. Misalkan angka random yang terpilih untuk mengambil sampel pertama adalah 2, maka sampel berikutnya adalah nomor 5, 8, 11, ... dan seterusnya sampai nomor 74 sebanyak 25 buah sampel.

    b. Cluster Sampling
    Pengambilan sampel secara Cluster dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa grup bagian. Grup bagian ini disebut dengan cluster. Beberapa cluster kemudian dipilih secara random. Item-tem data yang berada di dalam cluster yang terpilih merupakan sampelnya.

    c. Stratified Sampling
    Pengambilan sampel secara strata, dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa subpopulasi: atau strata dan kemudian pengambilan sampel random sederhana dapat dilakukan di dalam masing-masing strata. Strata dapat berupa karakteristik tertentu (misalnya jenis industri, besarnya asset, dsb.)

    d. Double Sampling (2 kali seleksi sampel)
    Merupakan metode sampling yang mengumpulkan sampel dengan dasar sampel yang ada dan dari informasi yang diperoleh digunakan untuk mengambil sampel berikutnya. Misalnya data responden dapat dikumpulkan dari mail survey dan secara random dipilih beberapa untuk diinterview lebih detail sesuai dengan kriteria tertentu.
Cara Menentukan Ukuran Sampel
Biasanya dalam menentukan jumlah sampel, kita menggunakan tabel jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan Isac dan Michael dengan tingkat kesalahan 1%, 5%,d an 10%. Adapun rumus yang biasa digunakan untuk mengukur jumlah sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya sebagai berikut :


Berbeda dengan rumus di atas, juga bisa menentukan jumlah sampel dengan formula yang dikembangkan oleh Slovin (1990) dalam Kusmayadi (2000:74) dengan margin error yang diperkenankan berkisar antara 5 - 10%, yakni dengan rumus :
keterangan :
n = ukuran sampel yang dibutuhkan
N = jumlah populasi
e = margin error yang diperkenankan (5% atau 10%)

Selain kedua rumus diatas, masih ada teori lain yang bisa menjadi referensi dalam menentukan jumlah sampel. Teori ini adalah teori
Roscoe dalam buku Research Method for Businerss (1982:253) yang menyatakan bahwa untuk menentukan ukuran sampel penelitian bisa dilakukan dengan beberapa acuan yakni:

Contoh :
  • Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 3-sampai dengan 500,
  • Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri-swasta, dan lain-lain), maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30,
  • Bila dalam penelitian akan melakukan analisa dengan multivariate (korelasi atau regresi berganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 6 (5 variabel independen + 1 variabel dependen), maka jumlah anggota sampel adalah 10 x 6 = 60,
  • Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar